STAR TREK
Pemain: Chris Pine, Zachary Quinto, Karl Urban, Zoe Saldana, Anton Yelchin, Eric Bana, Tyler Perry, Jennifer Morrison.
James Tiberius Kirk (Chris Pine) dan Spock (Zachary Quinto) adalah dua karakter yang berseberangan. Kirk adalah pemuda dengan jiwa pemberontak sementara Spock tak pernah melakukan hal yang tak logis namun takdir mempertemukan mereka berdua dan bahkan keduanya menjadi sahabat sekaligus tim yang sangat solid.
Kirk yang sejak lahir telah ditinggal mati oleh ayahnya tumbuh menjadi pemuda liar sampai akhirnya ia bertemu Kapten Christopher Pike (Bruce Greenwood) yang menyarankan Kirk untuk bergabung dalam akademi Starfleet dan melanjutkan jejak ayahnya sebagai seorang kapten pesawat angkasa luar. Merasa tertantang, Kirk pun memutuskan untuk bergabung dengan Starfleet. Di akademi inilah ia kemudian bertemu dengan Leonard McCoy (Karl Urban) yang lantas menjadi sahabat baik Kirk.
Suatu ketika, Starfleet menerima pesan darurat dari planet Vulcan dan segera saja beberapa armada pesawat ruang angkasa dikirim untuk memberikan bantuan. Kirk yang diskors tak boleh bergabung namun dengan bantuan McCoy, Kirk berhasil masuk ke dalam pesawat USS Enterprise. Saat mendekat Vulcan, Kirk baru sadar bahwa semua itu jebakan dan ia berusaha meyakinkan kapten Pike bahwa yang terjadi adalah serangan terhadap planet Vulcan.
Dalam serangan itu Kapten Pike disandera oleh Kapten Nero (Eric Bana) sementara seluruh planet Vulcan musnah termasuk ibu Spock yang gagal diselamatkan. Kirk pun lantas terlibat perseteruan dengan Spock yang menjabat sebagai kapten kapal menggantikan Pike. Perseteruan ini membuat Spock terpaksa membuang Kirk dari USS Enterprise. Terdampar di Delta Vega, Kirk akhirnya malah menemukan satu pencerahan yang akan menjadi kunci penyelamatan bumi dari dendam Kapten Nero.
Bermain-main dengan sebuah franchise yang sudah lama berakar seperti STAR TREK atau STAR WARS memang selalu beresiko tinggi. Bila tak berhasil 'menangkap' jiwa dari kisah aslinya, maka fans setia akan berpaling sementara bila tak mampu menampilkan sesuatu yang fresh maka penonton yang asing dengan franchise pun gagal dirangkul. Untungnya dua hal tersebut tak terjadi pada kasus STAR TREK ini.
Keputusan J. J. Abrams, sang sutradara, untuk mengambil masa-masa awal dari tim yang identik dengan persahabatan Kirk dan Spock ini memang strategi yang jitu lantaran tak akan terlalu terikat pada image yang dibawa oleh William Shatner dan Leonard Nimoy yang memerankan karakter Kirk dan Spock. Di sisi lain ide ini juga memberi 'ruang' buat menangkap para calon fans baru.
Chris Pine dan Zachary Quinto yang memegang peran kunci dalam film ini berhasil mereplika karakter Kirk dan Spock dengan baik tanpa harus mengekor Shatner dan Nimoy. Begitu juga dengan para pemain lain yang bermain cukup natural dan mampu mewakili jiwa dari franchise STAR TREK, dunia yang diperkenalkan oleh Gene Roddenberry di tahun 1966 lalu.
Semua bagian termasuk seragam awak kapal hingga USS Enterprise sendiri disuguhkan oleh J.J. Abrams dengan baik, tetap menangkap 'roh' dari STAR TREK tanpa kelihatan kuno. Tapi yang jadi masalah adalah ide itu sudah lewat 43 tahun dan sedikit terasa aneh melihat 'penjabaran' alam semesta dan teknologi dari sisi yang dilihat orang hampir setengah abad yang lalu. Jangan berharap ada logika karena film ini memang fiksi ilmiah, sama seperti 43 tahun yang lalu.
Kirk yang sejak lahir telah ditinggal mati oleh ayahnya tumbuh menjadi pemuda liar sampai akhirnya ia bertemu Kapten Christopher Pike (Bruce Greenwood) yang menyarankan Kirk untuk bergabung dalam akademi Starfleet dan melanjutkan jejak ayahnya sebagai seorang kapten pesawat angkasa luar. Merasa tertantang, Kirk pun memutuskan untuk bergabung dengan Starfleet. Di akademi inilah ia kemudian bertemu dengan Leonard McCoy (Karl Urban) yang lantas menjadi sahabat baik Kirk.
Suatu ketika, Starfleet menerima pesan darurat dari planet Vulcan dan segera saja beberapa armada pesawat ruang angkasa dikirim untuk memberikan bantuan. Kirk yang diskors tak boleh bergabung namun dengan bantuan McCoy, Kirk berhasil masuk ke dalam pesawat USS Enterprise. Saat mendekat Vulcan, Kirk baru sadar bahwa semua itu jebakan dan ia berusaha meyakinkan kapten Pike bahwa yang terjadi adalah serangan terhadap planet Vulcan.
Dalam serangan itu Kapten Pike disandera oleh Kapten Nero (Eric Bana) sementara seluruh planet Vulcan musnah termasuk ibu Spock yang gagal diselamatkan. Kirk pun lantas terlibat perseteruan dengan Spock yang menjabat sebagai kapten kapal menggantikan Pike. Perseteruan ini membuat Spock terpaksa membuang Kirk dari USS Enterprise. Terdampar di Delta Vega, Kirk akhirnya malah menemukan satu pencerahan yang akan menjadi kunci penyelamatan bumi dari dendam Kapten Nero.
Bermain-main dengan sebuah franchise yang sudah lama berakar seperti STAR TREK atau STAR WARS memang selalu beresiko tinggi. Bila tak berhasil 'menangkap' jiwa dari kisah aslinya, maka fans setia akan berpaling sementara bila tak mampu menampilkan sesuatu yang fresh maka penonton yang asing dengan franchise pun gagal dirangkul. Untungnya dua hal tersebut tak terjadi pada kasus STAR TREK ini.
Keputusan J. J. Abrams, sang sutradara, untuk mengambil masa-masa awal dari tim yang identik dengan persahabatan Kirk dan Spock ini memang strategi yang jitu lantaran tak akan terlalu terikat pada image yang dibawa oleh William Shatner dan Leonard Nimoy yang memerankan karakter Kirk dan Spock. Di sisi lain ide ini juga memberi 'ruang' buat menangkap para calon fans baru.
Chris Pine dan Zachary Quinto yang memegang peran kunci dalam film ini berhasil mereplika karakter Kirk dan Spock dengan baik tanpa harus mengekor Shatner dan Nimoy. Begitu juga dengan para pemain lain yang bermain cukup natural dan mampu mewakili jiwa dari franchise STAR TREK, dunia yang diperkenalkan oleh Gene Roddenberry di tahun 1966 lalu.
Semua bagian termasuk seragam awak kapal hingga USS Enterprise sendiri disuguhkan oleh J.J. Abrams dengan baik, tetap menangkap 'roh' dari STAR TREK tanpa kelihatan kuno. Tapi yang jadi masalah adalah ide itu sudah lewat 43 tahun dan sedikit terasa aneh melihat 'penjabaran' alam semesta dan teknologi dari sisi yang dilihat orang hampir setengah abad yang lalu. Jangan berharap ada logika karena film ini memang fiksi ilmiah, sama seperti 43 tahun yang lalu.
0 komentar:
Posting Komentar