Sabtu, 26 September 2009

THE FINAL DESTINATION






THE FINAL DESTINATION


Pemain: Bobby Campo, Shantel VanSanten, Haley Webb, Nick Zano, Krista Allen, Andrew Fiscella, Jessica Ritchie
Oleh: Fatchur Rochim

Hari itu sebenarnya Nick O'Bannon (Bobby Campo) berencana untuk bersenang-senang dengan menonton balap mobil bersama teman-temannya. Sayangnya tak semua rencana manusia berjalan seperti yang diinginkan. Anehnya, Nick justru mendapat peringatan akan kejadian yang akan segera menimpanya.

Saat tertidur, Nick mendapat mimpi buruk yang baginya terlihat sangat nyata. Ia melihat kecelakaan beruntun di jalur balap yang mengakibatkan pecahan dari mobil ini melayang ke arah penonton. Dalam mimpi Nick, pecahan ini mengenai dirinya beserta teman-temannya dan mengakibatkan kematian mereka semua. Saat terbangun, Nick panik dan mengajak semua teman-temannya pergi dari sana secepatnya.

Ternyata kejadian dalam mimpi Nick benar-benar terjadi persis seperti dalam mimpi Nick. Awalnya mereka yakin bahwa mereka selamat dari malapetaka yang baru saja terjadi namun yang mereka tidak tahu adalah bahwa takdir telah ditulis dan kematian akan tetap datang meski di hari yang lain. Mampukah Nick, Lori (Shantel VanSanten), Janet (Haley Webb), Hunt (Nick Zano) menghindar dari takdir kematian yang telah ditetapkan ini?

Saat pertama film FINAL DESTINATION beredar, ada sesuatu yang menarik dari film ini. Idenya sebenarnya cukup sederhana, menyadarkan kita bahwa kematian tidak datang tiba-tiba. Ada satu proses panjang menuju titik ini. Ada sebuah skenario hingga seorang manusia menemui ajalnya. Buat mereka yang religius, ini disebut takdir sementara yang lebih memilih jalan logika mungkin melihatnya sebagai sebuah proses alami.

Ide itu cukup menarik hingga produser berencana membuat sekuelnya, tidak hanya satu tapi tiga. Dari sini ide menarik itu lalu jadi basi. Bagian kedua dan ketiga tak lebih dari pengulangan cerita dengan pemain baru. Tapi itu toh tidak menghentikan pembuatan bagian keempat ini yang sebenarnya juga pengulangan dari ide pertama itu. Kalaupun ada yang baru, barangkali hanya pembuatan film ini yang dikemas dalam bentuk 3 dimensi.

Kelemahan dari empat film FINAL DESTINATION ini sebenarnya hanyalah pada proses penuangan ide dasar menjadi sebuah naskah film. Dari awal naskah sepertinya hanya sebagai pembatas dari serangkaian kejadian sama yang berulang beberapa kali. Ditambah lagi dengan aktor yang tak terlalu berpotensi, lengkap sudah kelemahan keempat film ini. Dalam kasus THE FINAL DESTINATION ada aktor yang sebenarnya punya cukup potensi namun sepertinya kerangka naskah tak mengijinkannya berbuat terlalu banyak. Akhirnya ia jadi tak lebih dari sekedar karakter dua dimensi yang dikemas dalam film tiga dimensi. Ironis.


Selanjutnya......

'HORSEMEN'

'HORSEMEN'


Pemain: Dennis Quaid, Zhang Ziyi, Clifton Collins Jr., Chelcie Ross, Peter Stormare
Oleh: Fatchur Rochim

Menjadi single parent saja sudah cukup sulit apalagi harus menjalani karir sebagai polisi yang kadang tak menyisakan banyak waktu buat aktivitas lain. Tapi Aidan Breslin (Dennis Quaid) tak bisa memilih. Ia adalah seorang polisi dan ia harus menjalankan tugasnya dengan baik walaupun di hati kecilnya ia ingin meluangkan lebih banyak waktu buat kedua putranya.
Alex Breslin (Lou Taylor Pucci) sebagai anak tertua terpaksa mengambil alih tugas menjadi ayah dan mengasuh Sean Breslin (Liam James), adiknya. Di saat Aidan ingin memperbaiki hubungan ayah-anak ini, muncul kasus pembunuhan sadis yang harus ia tangani. Dari penyelidikan awal, Aidan yakin bahwa akan ada empat pembunuhan lagi karena sang pembunuh sepertinya mengutip sesuatu dari Alkitab sebagai dasar pembunuhan yang ia lakukan.

Munculnya Kristen (Zhang Ziyi), putri angkat dari salah seorang korban pembunuhan, kemudian membawa sedikit titik terang dalam penyelidikan Aidan. Ternyata Kristen punya andil dalam peristiwa pembunuhan berantai ini namun yang membuat Aidan khawatir adalah bahwa ada kemungkinan pembunuhnya bukan hanya satu atau dua orang saja. Di duga ada empat pembunuh yang saling terkait dalam kasus misterius ini.

Kalau mau jujur, film ini sebenarnya tidak menawarkan apa pun yang baru. Film-film sebelumnya sudah pernah mengangkat tema yang sama walaupun mungkin tidak sama persis. Cara penyajiannya pun tak terlalu istimewa karena ketegangan terjaga dengan baik hingga film mencapai puncaknya. Tapi itu tidak sepenuhnya salah dari sang sutradara karena ide dasar dari film ini pun sebenarnya tak terlalu fresh.

Kalaupun ada sisi menarik, sebenarnya justru adalah sub plot tentang kondisi keluarga Aidan Breslin yang berantakan. Kalau sebagai polisi, Dennis Quaid tak terlalu meyakinkan, justru sebagai seorang ayah yang berusaha menyeimbangkan antara kerja dan keluarga aktor ini tampil lebih prima. Didukung dengan penampilan dua aktor muda, Lou Taylor Pucci dan Liam James yang tak bisa disepelekan, sub plot ini justru terasa lebih menggigit ketimbang alur utamanya.

Tapi sebenarnya yang paling parah dari film ini adalah penampilan Zhang Ziyi yang benar-benar buruk. Zhang seolah tak bisa mendalami karakternya yang memang cukup kompleks sehingga yang terlihat hanyalah teks naskah yang dibacakan tanpa dukungan emosi yang memadai. Kalau mengingat track record Zhang yang cukup panjang, sepertinya bahasa adalah kendala utama yang dihadapi Zhang dalam film ini. Bisa saja aktris ini sebenarnya tak mampu menampilkan emosi dari bahasa yang tidak terlalu akrab di lidahnya.


Selanjutnya......
 

Dark Hitman v.1.0 use By Me | Design by Mochal | Copyright 2008